Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan). Penanaman Jenis kegiatan yang dilakukan berupa : Pembuatan dan pemasangan ajir tanam Ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang. Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman. Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif. Penyiangan Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh. Pendangiran Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman. Pemangkasan Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman). Penjarangan Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem "untu walang" (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman. Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada. Rencana Fisik dan Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Sengon Sesuai dengan kondisi lahan yang ada dan keberadaan Kelompok Tani serta kemampuan tenaga teknis yang ada pada saat ini, pembangunan hutan tanaman sengon yang akan dibangun seluas 1.000 hektare. Pembangunan hutan tanaman seluas 1.000 ha. Dalam bentuk fisik, rencana kegiatan pembangunan hutan tanaman sengon meliputi kegiatan perencanaan, pembibitanan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan dan pengawasan, penebangan. Tabel 1. Jenis dan Volume Kegiatan No. Jenis Kegiatan Satuan Volume Kegiatan Keterangan 1 Perencanaan Ha 1.000 2 Persiapan lahan Btg ** 1.000.000 3 Penyediaan Bibit Ha 1.000 4 Penanaman Ha 1.000 5 Pemeliharaan Tanaman Ha 1.000 6 Pengadaan sarana prasarana Ha 1.000 7 Perlindungan dan Pengawasan Ha 1.000 Jumlah Tabel 2. Rencana Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Sengon No. Jenis Kegiatan Volume Fisik (Satuan) Biaya Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) 1 Perencanaan 1.000 Ha 189.475 189.475.000 2 Persiapan lahan 1.000.000 Btg** 778.400 778.400.000 3 Penyediaan Bibit / Persemaian Sengon 1.000 Ha 600.000 600.000.000 4 Penanaman 1.000 Ha 536.250 536.250.000 5 Pemeliharaan Tanaman 1.000 Ha 933.625 933.625.000 6 Pengadaan sarana prasarana 1.000 Ha 375.000 375.000.000 7 Perlindungan dan Pengawasan 1.000 Ha 201.250 201.250.000 Jumlah 3.614.000.000 Keterangan : ** Ditambah untuk penyulaman 20 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar